“Mayra! Wait, Mayra!”
Kurasakan tanganku diraih kuat. Aku mendengus kesal. Ada perlu apa lagi ia mengejarku seperti ini? Bukankah sejak hubungan kami berkahir, ia tidak pernah angkat bicara? Lalu, mengapa secara tiba-tiba ia mengejarku seperti ini? Sungguh aneh!
“Wait a sec, Mayra!” cegahnya.
Aku tidak langsung memutar tubuhku untuk berhadapan dengannya. Sengaja aku tidak ingin menampakkan wajahku sekarang di hadapannya.
“Is he yours now? Apa kau dengan laki-laki itu berhubungan?” tanyanya tanpa basa basi.