“Kau habis menangis, Mayra?”
Aku menggeleng pelan. “Tidak, mataku baru saja—”
“Kelilipan?” potongnya cepat. “Alasan klise, Mayra!”
Kutarik senyum tipis, sangat tipis hampir tidak terlihat. “Sudahlah, Ray!”
“Jodi?” tanyanya membuatku terkejut demi mendengar pertanyaannya. Mengapa Ray tiba-tiba saja bisa menyebutkan nama laki-laki itu? Kulihat Ray menatap mataku penuh selidik. “Kau memikirkan Jodi bukan?” tanyanya lagi.