Aku tahu ini terlalu berlebihan. Aku tahu aku tidak pantas memikirkan hal itu. Aku tahu siapa aku. Aku tahu semua segala hal yang pada kenyataannya tidak akan pernah terjadi pada hidupku—kehidupan cintaku.
Aku menghembuskan napas kecil dari mulutku. Yah, lagi-lagi aku hanya bisa menatapinya seperti ini, seperti orang bodoh saja, seperti seorang wanita yang haus akan lelaki. Oh, man! What the hell am I thinking? Betapa bodohnya aku ini. Betapa bodohnya aku saat memandanginya dengan penuh harap seperti ini.
“Kenapa kau tidak hampiri saja, Fay?” ujar Melky yang duduk tepat di seberangku.
Kedua alisku bertaut, menatap matanya dengan tatapan apa-kau-sudah gila? Oh, well, aku memang akan menjawab seperti itu—dengan kata-kata. “Apa kau sudah gila? Mana mungkin aku melakukan hal itu?!”