Andaikan

Ini sungguh sulit. Aku tahu tidak seharusnya aku merasakan hal ini. Aku tahu waktu memang tidak akan pernah berputar kembali. Tapi, apa daya nasi yang sudah menjadi bubur? Dapatkah bubur kembali dibuat menjadi nasi? Tentu saja tidak. Begitu tentang kisah ini.

Entahlah sudah berapa lama dan untuk berapa lama lagi aku harus terus berpura senyum, tertawa, dan merasa semua baik-baik saja di hadapannya. Dia sudah ada yang memilki dan itu bukan diriku, tentu saja. Betapa bodohnya aku ini! Rutukku dalam hati.

“Papa kamu tukang kunci ya?”

“Iya, kok kamu tau? Karena aku sudah mengunci hatimu ya, Sayang?” Nara menggelayut manja di tangan Denis.

“Bukan, soalnya aku mau buat kunci duplikat mobilku, biasa buat jaga-jaga kalau hilang nanti,” balasnya sembari menyeringai kecil.

Dan aku, di sini, di hadapannya, hanya bisa menarik tipis kedua sudut bibirku melihat kemesraan dua insan muda yang begitu terlihat sangat… serasi. Yeah, kuakui itu. Dan melihat hal itu selalu saja kata andaikan melintas di pikiranku. Entahlah sudah berapa kali kusebut andaikan dalam hidupku, tak terhingga. Andaikan aku yang ada di samping kamu, Den. Batinku bodoh. Sangat bodoh. Karena aku tahu itu tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin terjadi.


Read more...

Happy Eid Mubarak

Happy Eid Mubarak 1433 H
To All Muslims in The World!!

Selamat Hari Raya Idulfirti 1433 H
Untuk Semua Umat Muslim di Dunia!!




Sincerely,



Dessy Amalya
Read more...

Long Time No Post

HELLOOOO!! Apa kabar semuanya? Waaah, sudah lama sekali ya saya tidak blogging, kalau dilihat-lihat, bulan Juli kemarin saya tidak menyumbang satu post pun ya? Wah, tidak seperti biasanya ya, satu pun curahan hati tidak saya post.

Yeah, well... memang akhir-akhir ini saya sibuk sekali, banyak sekali urusan yang harus saya kerjakan. Sebenarnya sempat beberapa kali saya membuka blog, tetapi saya hanya cek dan ricek saja, saya ingin post sesuatu tapi tak tahu apa yang saya harus katakan di sini, jadinya yaa begitu deh, hehehe.

Dan, oh ya! Alhamdulillah banget ya, saya diterima di jurusan yang saya inginkan, yaitu Bahasa dan Sastra Inggris. Kalau yang suka update blog saya dan membaca setiap post saya pasti tahu betul apa yang saya inginkan, hehe. Kembali.... Saya diterima di Universitas Negeri Jakarta yang mana letaknya tidak begitu jauh dari rumah saya, bahkan sangat dekat. Yaa, kira-kira sih tidak sampai membutuhkan lima ratus langkah kaki.

Terkadang ada yang bertanya dan memberi tanggapan, "Kenapa di UNJ? Kenapa gak di UI atau yang lainnya?" Well, yang terpenting bukanlah di mana kita mencari ilmu, tapi bagaimana cara kita untuk mendapatkan ilmu itu. Mau di UNJ, UPI, UI, UGM, ITB, dan di mana pun itu kampusnya, toh, yang dipelajarinya pasti sama saja, bukan? Paling-paling yang membedakan yaa hanya fasilitas kampus, kuantitas dan kualitas dosen saja, bukan?

Jangan menganggap remeh UNJ dulu ya. Saya pernah membaca artikel yang berjudul 10 Universitas yang Paling Banyak Diminati (kalau tidak salah seperti itu judulnya). Di sana saya mendapatkan kalau UNJ masuk daftar tersebut dengan peringkat 10 yang berjurusan IPS. Nah, walaupun hanya IPS setidaknya saya bangga karena kampus saya bisa masuk daftar tersebut. Kalau saya pikir-pikir untuk jurusan IPA mengapa tidak masuk ya karena memang di UNJ yang penjurusannya dari IPA hanya segelintir saja, bukan? Kalau tidak salah hanya FMIPA dan FT. Jadi, wajar saja kalau kalah saing dengan UI, UGM, IPB, ITB, dan yang lainnya.

Umm... apa lagi yang saya ingin sampaikan ya? Sepertinya sudah cukup sampai situ saja dulu. Ada sesuatu yang harus saya kerjakan. Bye!

KEEP READING!!
Read more...
 
Masterpiece © 2008 Dessy Amalya. Supported by Dessy Amalya