Sampai Kapan?

Sampai kapan aku harus menggunakan otakku untuk memikirkan hal-hal yang seharusnya tak perlu kupikirkan?

Sampai kapan aku harus menggunakan hatiku untuk merasakan sesuatu yang rasanya begitu sangat menguras air di pelupuk kedua mataku?

Sampai kapan aku harus menggunakan bibirku untuk menyembunyikan raut wajahku yang sebenarnya?

Sampai kapan?

Entahlah.

Mungkin dan memang sepertinya semua hal tersebut tidak akan pernah hilang di dalam sebuah kehidupan.

Hingga saat ini, aku hanya bisa berharap, berdoa, dan Allah yang akan menentukan jalannya untukku.

Read more...

Bersyukur

Bersyukurlah jika kalian masih memiliki orang tua yang lengkap.

Bersyukurlah jika kalian masih bisa berbagi cerita dengan orang tua, saudara, dan sahabat.

Bersyukurlah jika kalian masih bisa tinggal di bawah atap rumah yang teduh dan indah.

Bersyukurlah jika kalian masih bisa memakai pakaian dan sepatu yang rapih dan nyaman.

Bersyukurlah jika kalian masih bisa merasakan makanan yang disajikan di atas meja.

Bersyukurlah jika kalian masih bisa meraskan sejuknya berada di dalam mobil.

Bersyukurlah jika kalian masih bisa merasakan duduk di bangku sekolah dasar hingga jenjang yang sangat tinggi.

Bersyukur, bersyukur, dan bersyukurlah atas segala nikmat yang Allah berikan pada kita hingga sampai pada saat ini. Karena kita tidak akan pernah tahu kapan Allah akan mengambil semua itu dari kita, maka bersyukurlah dengan segala hal yang kita miliki saat ini.

What goes around, comes back around.
Read more...

Iri, Berharap, dan Diam.

Iri? Ah, kenapa dan ada apa denganku saat ini? Mengapa perasaan itu terus saja timbul dan muncul tanpa permisi? Mengapa perasaan yang tidak baik seperti itu selalu saja menggerayangi pikiranku? Apa yang harus kulakukan untuk bisa menghilangkan perasaan itu? Bagaimana caranya? Beritahu aku!

Aku sudah cukup lelah dengan perasaan ini, aku lelah dengan harapan-harapan dan bayangan yang melintas di otak dan pikiranku setiap aku melihat mereka. Ya, mereka. Aku sungguh iri dengan mereka. Aku ingin seperti mereka!

Memang, tak ada yang sama, tak ada yang sempurna, tak ada yang sesuatu yang terjadi sesuai dengan harapan yang ada.

Harapan? Berharap? Diam? Yah, hanya itulah yang dapat aku lakukan dengan diiringi perasaan yang paling kubenci. Iri.

Aku akan selalu terus berusaha untuk bisa memahami, mengerti, dan menerima segala kenyataan yang ada di hadapanku. Dan, hanya satu cara yang hanya bisa kulakukan....


Diam.
Read more...

The Happiest But The Saddest

Apakah ini akhir? Atau hanya sebuah awalan? Entahlah, aku pun tak mengerti betul dengan apa yang sudah terjadi hari ini.

Sudah lama kunantikan hari ini untuk tiba, hari di mana saat ingin aku bisa bersamamu walau hanya sekejap, hari di mana saat aku sudah membayangkan kita akan makan bersama di meja makan, hari saat di mana aku sudah membayangkan kita akan berfoto bersama dengan hadiah kecil masing-masing, hari di mana saat aku sudah membayangkan akan tertawa bersama, hari di mana saat aku sudah membayangkan akan menceritakan suatu hal yang ingin sekali aku ceritakan, hari di mana saat aku sudah membayangkan bisa membuat rencana-renaca lagi untuk esok hari, hari yang sudah benar-benar amat sangat kutunggu-tunggu dengan semua rencana dan persiapan yang telah disiapkan secara apik!

Dan... tibalah hari ini... May 24, 2014... saat setahun lalu di mana kita... kau dan aku memulai kisah kasih... saat setahun perjalanan ini banyak sekali hal-hal indah dan buruk yang kita lalui bersama... aku senang sekali akhirnya hari ini tiba! Hari ini adalah hari yang paling amat sangat menyenangkan untukku!

Ya, memang akhirnya tiba juga hari yang sudah kunanti sejak lama. Hari yang mana akhirnya sebuah kisah juga berakhir. Hari yang mana akhirnya semua harapan, semua bayangan, semua pengorbanan, semua persiapan... pupus. Ya, pupus.

Mungkin ini menjadi sejarah cerita hidup yang tidak pernah akan terlupakan. Sebuah cerita di mana perjalanan lika-liku kisah kasih sepasang kekasih menjalani hari-harinya dan mengakhirnya dengan kesenangan tapi kesedihan. 

Mungkin ini memang sudah menjadi jalan terbaik untuk kita, untuk kau dan aku.

Mungkin ini memang awalan dan akhiran yang mana untuk kita bisa menjadi lebih baik.

Karena... Allah mempertemukan untuk satu alasan. Entah untuk belajar atau mengajarkan. Entah hanya untuk sesaat atau selamanya. Entah akan menjadi bagian terpenting atau sekedarnya.

Terima kasih atas segala cerita yang pernah kau berikan untukku, untuk menjadi atau yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupku dan hidupmu.

Selamat tinggal.
Read more...

Berbeda

Tak ada yang sama di dunia ini. Ya, betul. Tidak akan pernah ada yang sama di dalam dunia dan alam semesta ini. Tuhan menciptakan segala sesuatunya berbeda, dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Begitu pun aku, kamu, dia, mereka, dan kita, semua diciptakan berbeda-beda, tak ada yang sama.

Hidup di dunia ini tidak seperti apa yang kita lihat di telivisi atau yang sering kita baca di novel-novel. Meskipun terkadang acara tv atau cerita novel tidaklah semuanya 'berlebihan' tetaplah jangan berharap cerita kehidupan ini semanis apa yang ada di akhirnya. Jalani saja.

Jangan pernah mengharapkan sesuatu yang kamu sendiri tahu kalau itu tidak akan mungkin terjadi. Ya, memang betul tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Tuhan sudah berkehendak yang akan mengalahkan segala logika manusia, tetapi (ah, paling benci rasanya berbicara 'tetapi') akui sesuatu itu lebih baik dari pada berharap pada sesuatu yang 99.9% tidak akan terjadi, sisanya Tuhan-lah yang berkehendak atas semuanya.

Berharap boleh saja, but do not expect too much pada sesuatu, agar harapanmu tidak menyakiti dirimu dan hatimu sendiri.
Read more...
 
Masterpiece © 2008 Dessy Amalya. Supported by Dessy Amalya