Back!

Heyaaa, I'm back!

Sudah hampir sebulan saya tidak posting di blog (maklum banyak kegiatan belajar di sekolah *hehe). Saya sangat merindukan sekali saat-saat saya menulis cerita-cerita pendek atau melanjutkan cerita novel. Tapi, sudah hampir sebulan ini saya sama sekali tidak menyentuh laptop sama sekali. Saat saya buka kembali, ooh betapa amat sangat merindukannya laptop ini!

Dan, rencananya, mulai besok... ah, atau mungkin hari ini saja, saya akan mulai menulis lagi cerita yang sudah  terlalu banyak menyangkut di otak, tinggal saya tuangkan saja di laptop ini dan tentunya dengan senang hati saya akan post ke blog ini. Ditunggu saja ya :)

Semoga, semua yang apa sudah saya post di blog saya ini dapat diterima dengan baik oleh orang-orang yang berkunjung, dan juga harapan saya untuk para pengunjung jika sedang membaca tulisan yang saya post dapat memberikan inspirasi/motivasi atau semacam itu, karena saya akan sangat senang jika tulisan-tulisan saya disenangi banyak orang.

Well, itu saja yang saya ingin sampaikan.

Welcome back to your own Blog, Dessy Amalya!
Read more...

Wingko, Mommy!

“Ah, Jenny! Terima kasih banyak karena kau sudah mau membantuku untuk merencanakan ini semua,” ujar Rain sembari merangkul Raina.

Aku hanya membalas dengan tersenyum.

“Membantumu?” tanya Raina yang tampak tidak mengerti.

Raina mengangguk, lalu bibirnya dihiasi seringai kecil. “Ya, begitulah. Sebenarnya, aku di sini dan kita bertemu itu sudah direncanakan oleh Jenny. Jenny bilang kalau kau selalu murung sejak terakhir kita bertemu, kau selalu saja tidak fokus dengan pekerjaanmu—”

“Jenny?” potong Raina cepat, ia memandangiku penuh selidik.

Read more...

May I Hug You?

“Kenapa kau mau begitu saja dijodohkan dengannya, Raina?” tanya papa.

Aku menarik senyum tipis. “Karena aku tahu, pilihan orang tua itu pasti benar, setidaknya sudah melihat dari segala aspek yang Mama dan Papa inginkan untuk menjadi pendamping hidupku nantinya,” jelasku.

Mama dan papa berbarengan mengernyitkan kening, menatapku penuh heran. “Benarkah?” tanya mama.

Aku mengangguk.

Papa menimpali, “Jadi… selama ini—selama hampir dua puluh lima tahun kau tidak pernah mempunyai kekasih itu karena… kau menunggu kami untuk menjodohkanmu?” mata papa menyipit.

Aku bergumam sejenak, dengan seringai kecil di bibir, aku menjawab, “Ya, begitulah.”

Read more...

Love Comes Suddenly

Aku tahu ini terlalu berlebihan. Aku tahu aku tidak pantas memikirkan hal itu. Aku tahu siapa aku. Aku tahu semua segala hal yang pada kenyataannya tidak akan pernah terjadi pada hidupku—kehidupan cintaku.

Aku menghembuskan napas kecil dari mulutku. Yah, lagi-lagi aku hanya bisa menatapinya seperti ini, seperti orang bodoh saja, seperti seorang wanita yang haus akan lelaki. Oh, man! What the hell am I thinking? Betapa bodohnya aku ini. Betapa bodohnya aku saat memandanginya dengan penuh harap seperti ini.

“Kenapa kau tidak hampiri saja, Fay?” ujar Melky yang duduk tepat di seberangku.

Kedua alisku bertaut, menatap matanya dengan tatapan apa-kau-sudah gila? Oh, well, aku memang akan menjawab seperti itu—dengan kata-kata. “Apa kau sudah gila? Mana mungkin aku melakukan hal itu?!”

Read more...

Misunderstood

Dua minggu lamanya sudah tak ada pesan masuk yang special dari si doi, dan hal itu benar-benar membuat Ayu jadi uring-uringan sendiri. Tidak seperti biasanya ia bersikap sepertti itu.

Begitu juga sebaliknya dengan cowok satu ini yang penggila Valentino Rossi, Tora. Tidak biasanya ia jadi sering melamun dan galau hanya karena ingin mengirim pesan ke mantan kekasihnya itu. Selama dua minggu lamanya ini juga, dia tak bisa makan, tak bisa minum, tidur pun tidak.

Ayu:
Well, gue nggak tahan kalo lama-lama ngerasa kayak gini ke Tora. Gue kangen, aaah! Sumpah nggak bohong, gue bener-bener kangen sama dia!
 
Tora:
Sms... nggak? Sms... nggak? Sms... nggak? Sms... ng...??? What the fuck banget deh sama otak gue sekarang! Kenapa gitu tinggal sms dia aja susah banget? Tinggal tanya aja, 'lagi apa yu?' atau 'apa kabar yu?' gitu kan bisa! Kenapa rasanya berat sih? Tapi... kalo misalnya nggak dibales gimana? Kalo gue dikacangin gimana? Kalo nomor gue ternyata udah diapus dari kontaknya gimana? Kalo... aaah! Bisa gila gue lama-lama kalo kayak gini terus!

Read more...

Yamaha or Me?

"Aku denger-denger sih katanya Rossi mau pindah ke ducati gitu, Tor," ujar Ayu yang pada saat itu sedang asik menyeruput Cappuccino yang baru saja dipesannya.

"Ya... terus kenapa emangnya kalo Rossi pindah ke ducati? Toh, kalo selama dia masih bisa main bagus di ducati nanti, aku akan tetep terus dukung Rossi kok. Jelas-jelas aku ini penggemar beratnya dia," sahut Tora.

"Tapi, coba deh kamu pikir. Selama di Yamaha kan Rossi bagus mainnya. Kalo dia pindah ke ducati terus nanti kalah terus gimana?"
"Well, menang atau kalah itu bukan tujuannya seorang pembalap, Sayang..."

"Ya, tapi masa iya kamu sebagai penggemar beratnya diem aja sih? Masa nggak ada getol-getolnya gitu?"

Tora langsung tergelak demi mendengar ucapan Ayu yang seperti itu. "Kamu ini mah ada-ada aja sih, Yu?! Udahlah, itu bukan urusan penting! Rossi mau pindah ke ducati kek, balik ke honda kek, ke kawasaki kek, it is not matter for me! The whole point is Rossi is the best racer ever!"

"Tapi, aku sukanya Rossi di Yamaha!" bantah Ayu.

Read more...

Glory!

And she said 'do' and 'yes' to him. Dan saat itu juga perubahan terjadi secara drastis pada keduanya, yaitu; Ayu dan Tora.

Yang pada awalnya kalau sedang berbicara menggunakan kata 'gue-elo,' sekarang berubah menjadi 'aku-kamu'. Yang pada awalnya hanya memanggil nama 'Ayu' atau 'Tora' sekarang ada tambahan satu kata pada masing-maingnya, yaitu; 'Sayang' atau 'Yang'. Yang pada awalnya kalau di sekolah bertemu saling sapa dan bercanda, sekarang berubah menjadi diam seribu bahasa. Dan... masih akan banyak lagi dengan kata-kata 'yang pada awalnya' pada hubungan mereka yang sekarang sudah menginjak bulan ketiga!

Secepat itukah? Yah, memang benar, mereka sudah berpacaran selama itu.

Read more...

Shot!

Ayu, cewek yang gila dengan pembalap hebat yang bernama Valentino Rossi. Well, sebenarnya bukan penggemar asli pembalap hebat itu, ada alasan mengapa ia menggilainya. Tentu saja karena Yamaha! Ayu benar-benar amat sangat cinta dengan product satu itu. Entah apa yang sudah membuatnnya begitu sangat suka dengan Yamaha.

In the other hand, ada cowok yang bernama Tora. Cowok satu ini benar-benar penggila MotoGP. Dan gancoannya adalah sama dengan Ayu yaitu, Valentino Rossi! Oh, tentu saja kalau Tora ini memang benar-benar penggemar sejati Rossi. Tidak ada alasan lain selain karena tak-tik yang digunakan pembalap satu itu di dalam circuit yang dilaluinya sangat luar biasa canggih, keren! He's totally the biggest fan of Valentino Rossi!

Sebelumnya Ayu dan Tora belum pernah saling mengenal. Mereka dipertemukan oleh Tuhan dengan cara yang cukup unik. Tentu dipertemukan dengan kesamaan mereka yang sama-sama penggemar Rossi.

Read more...

Failed!

Well, setiap ada kemauan pasti di situ ada jalan. Setiap kesuksesan selalu diawali dengan kegagalan. Kurang lebih seperti itulah yang saya alami sekarang.

Saat baru saja saya pulang dari sekolah, saya melihat kurir JNE menaiki motor sedang parkir di depan rumah saya, dalam hati saya harap-harap cemas semoga dapet suratnya dari penerbit ya Allah! Dan semoga yang dikirim itu bukanlah sebuah naskah!! batin saya. Saat mobil sudah memasuki garasi, saya segera turun dengan cepatnya dan melangkah cepat memasuki rumah.

Pertama mata saya menyelidik di meja kaca besar dekat ruang tamu, tapi mata saya tidak mendapati apa pun di sana. Lalu kaki saya melangkah lebih cepat lagi ke dekat meja telepon. Dan...

Yah... memang saya harus bisa menerima kenyataan itu. Yang saya dapati adalah sebuah naskah tebal, dan itu adalah naskah yang saya kirim tempo hari ke penerbit, dan itu artinya kalau naskah saya masih belum bisa diterbitkan.

Sempat hati saya teriris sangat nyeri saat mengetahui hal tersebut, tapi apa daya tangan tak sampai? Mungkin Allah memang belum membuka jalan untuk hal tersebut untuk saya. Tetapi, saya tidak akan pernah putus asa, saya akan terus mencoba dan mencoba mengirimkan naskah saya ke penerbit, dan tetap bersabar!

Ini adalah kedua kalinya naskah saya dikembalikan oleh penerbit! Saya mengharapkan dukungan kalian semua yang mengunjungi blog ini dan yang sedang membacanya untuk mendoakan saya, mendoakan agar saya bisa mencapai cita-cita saya menjadi sebagai seorang penulis, Amin.
Read more...

I Hate & Love The Most

The part that I hate the most in Someone Like You by Adele is...

I heard that you're settled down
That you found a girl and you're married now.
I heard that your dreams came true.
Guess she gave you things I didn't give to you.

Well, it means that the 'boy' who 'I' love have found a girl who could be the one for him. And that girl is not me, of course! Goddamn! I hope that it won't happen to me. It'll makes me hurt if that really happen!

But, I do have the part that I love the most this time or maybe for the next time too...

Never mind I'll find someone like you
Why I love that part? Because... someone who I love is not do love me. And if the boy will never love me too, maybe I can find someone like him.

It's so sad!!
Read more...

Adele - Someone Like You

I heard that you're settled down
That you found a girl and you're married now.
I heard that your dreams came true.
Guess she gave you things I didn't give to you.

Old friend, why are you so shy?
Ain't like you to hold back or hide from the light.

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,"

You know how the time flies
Only yesterday was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise of our glory days

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."

Nothing compares
No worries or cares
Regrets and mistakes
They are memories made.
Who would have known how bittersweet this would taste?

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."
Read more...

Tired!

I don't know what should I say, but I just want you to know that I'm just getting tired with this situation. I have something to do which need some energy too, and I wanna you proud of me. I hope you could understand that, but...

Well, just forget it!!
Read more...

Finished!!

Alhamdulillah banget akhirnya novel yang kelima ini selesai juga. YEAAY!!!

Saya membuat novel ini memerlukan waktu tiga puluh satu hari, mulai dari tanggal September 15, 2011 - Oktober 16, 2011 namun belum termasuk revisi. Tapi, Insya Allah, dua sampai tiga hari mendatang saya akan selesai merevisinya. Jika sudah selesai direvisi ulang, saya akan langsung mengirim ke penerbit. Dan, semoga saja kabar novel saya yang sebelumnya cepat sampai dan juga novel ini tiak akan memakan banyak waktu untuk menanti kabar penerbitan, Amin.

Untuk novel yang kelima ini, sementara saya memberikan judul You!

Saya meminta dukungan kepada Anda semua yang mengunjungi blog saya yang juga sedang postingan ini untuk ikut mendoakan saya agar novel saya dapat diterima oleh penerbit, dan segera diterbitkan. Amin :)
Read more...

Mom, I Love You

"Lo ngata-ngatain Mama lewat Twitter? Apa maksud lo coba, hah?"

Gue kaget banget tiba-tiba ada orang yang masuk kamar gue, dan teriak-teriak kayak gitu. Pas gue lihat, ternyata Randy, kakak gue.

"Ngapain sih lo teriak-teriak? Lo kira kamar gue lapangan bola, apa?!"

"Maksud lo apa ngata-ngatain Mama lewat Twitter, hah? Kok lo bisa-bisanya sih ngatain Mama kayak gitu? Lo udah nggak betah tinggal di rumah? Pergi aja lo sana!"

"Suka-suka gue! Gue mau ngetweet apa kek, itu hak gue! Jadi lo nggak usah sok-sok ngebela Mama kayak gitu deh!"

Read more...

17 tahun!!

Hampir satu bulan ini gue nggak dibolehin keluar sama Mama, gue nggak tahu alesannya apa. Tapi demi Tuhan, itu ngeselein banget! Hellooo... gue udah gede kali, gue udah 17 tahun! Gue udah punya KTP. Gue juga punya kehidupan di luar sana, bergaul sama temen-temen gue. Tapi kenapa sih kayanya Mama tuh over protective banget sama gue? Apa karena gue anak perempuan satu-satunya dia?

Astaga, please deh ya. Kalau memang benar karena gue anak perempuan satu-satunya, itu benar-benar alasan yang nggak dimasuk akal buat gue. Gue bisa kok jaga diri gue sendiri. Gue juga punya hak kali mau ngelakuin apa yang gue mau. Tapi kenapa gitu Mama selalu aja ngelarang ini, ngelarang itu? Capek tahu!

"Well, you have to know, Ta. Your mom was right!" kata Lia dengan nada 'sok' bijak.


Read more...

Tiga Bulan!

Sudah lebih dari tiga bulan ini saya belum juga mendapatkan kabar dari penerbit tentang naskah yang sudah lama saya kirim. Yah, saya tahu, memang tidak akan mungkin secepat yang saya bayangkan untuk mendapatkan konfirmasi itu. Di surat pertama yang saya dapat dari penerbit kalau pemberitahuan selanjutnya dapat diterima 'minimal' tiga bulan, berarti bisa sampai empat bulan, lima bulan, bahkan sampai sepuluh bulan.

Berhubung saya ini adalah salah satu orang yang mudah sekali penasaran dan rasa ingin tahunya tinggi. Beberapa hari yang lalu saya menghubungi penerbit dan bertanya tentang naskah saya itu. Dan, mereka bilang kalau naskah saya masih 'mengantri' di editor. Dalam hati saya berkata Ya Allah, kenapa begitu lama?

Setelah saya menghubungi pihak penerbit, saya membuka kembali surat yang telah saya dapat, saya melihat nama editor yang tertera di surat tersebut. Yah, mungkin saya bisa berhubungan secara langsung atau lewat dunia maya dengan editor tersebut. Setelah saya mengetahui namanya, saya langsung mencarinya di Facebook, tapi yang keluar begitu banyak sekali nama editor itu, dan saya beralih mencari di Twitter. Dan akhirnya saya menemukannya. Kenapa saya bisa mengira orang tersebut adalah editor itu? Karena saat melihat profilnya, kami sama-sama follow account penerbit.

Saya tidak langung bertanya tentang naskah saya tersebut, saya menunggu beberapa hari. Setelah kiranya  sudah cukup lama menunggu, saya pun bertanya padanya tentang naskah saya yang belum dapat konfirmasi. Dan Alhamdulillah, dia membalas dan bertanya naskah saya berjudul apa., saya pun memberi tahu judul naskah saya. Hanya sampai situ saya berhubungan dengannya.

Yah, semoga saja, setelah saya bertanya seperti itu, dia langsung mencari naskah saya dan langsung membacanya. Dan setelah itu, memberi kabar. Semoga kabar nanti yang saya dapat adalah kabar baik, yaitu kabar kalau naskah novel saya diterima. Amin...
Read more...

See!

Hey, my dearest friend Gerry. You see? I was right. Your relationship was break up! I've told you that she's not the one for you, you felt that being friend is more meaningful than special relationship. So, my feeling about your relationship was right, but you never trust me about that. And now, you knew yourself.

Well, I just want you to know guys, Gerry, Gita. The time is not good for you to make relationship with someone. God noticed you guys and me, that we have to focus to study! Remember that, I've told you that we have to study hard and more focus this time. We have to be better than yesterday. You have to know guys more or less for five months we have to ready for National Test.

So, I thought that just forget it all about someone that we fall for. It's just makes us hard to do something more important.
Read more...

They Have Left Me

I know that it could be happen to them. One of them (Gerry) have in a relationship with a girl who in my class, and that girl is Ulfa. Well, I know the next who will be in relationship too. Gita! she will no longer also be in relationship too such as Gerry. She'll follow him!

Poor me! Two of my friends will leave me alone with only a hope with someone! Can you imagine it how annoying?! Okay, trust me, my feeling said that it's just for a while. I didn't mean to hope like that, but... my feeling have said that to my heart.

We'll see how far their relationship will be last! Hehehe...

*For Gerry and Gita, don't be angry with me, it's just my feeling
Read more...

The Funky Jomblo

Yep, The Funky Jomblo yang biasa disingkat TFJ itu adalah salah satu sebutan untuk saya dengan kedua sahabat saya; Gita Dwi Anica dan Gerry Fathullah, mereka memang teman yang paling terdekat dengan saya sejak duduk di bangku kelas XI IPA 2.

Well, pertama kali yang mencetuskan TFJ itu saya sendiri. Jadi ceritanya, waktu itu Gita sudah mempunyai pacar, begitu juga dengan Gerry, tapi tidak dengan saya. Saat itu Gita berkata, "Cari pacar sono mangkanya!" lalu saya menjawab, "Halah! Ngapain, nggak penting! Gue kan 'funky jomblo' hahaha...," saat mendengar kata terakhir saya yang funky jomblo tersebut Gita langsung tertawa terbahak-bahak, dalam hati saya berkata, memangnya apa yang lucu? Entahlah.

Lalu, hari terus berlalu, akhirnya hubungan Gita berakhir yang hanya berjalan kurang lebih satu bulan, dan disusul Gerry yang juga hanya bertahan kurang lebih dari satu bulan. Nah, saat Gerry putus dengan pacarnya, dia langsung memberitahu Gita lewat bbm. Percakapan mereka cukup panjang dan saya kurang ingat persis. Tapi yang paling saya ingat, Gita menyebutkan kata-kata saya sebelumnya yang funky jomblo tersebut ,dan munculah ide kreatif diantara mereka berdua!

Pertama disebut sebagai triplechairmatefunkyjomblo, tapi karena terlalu panjang, saya mengusulkan untuk triple chairmate dihilangkan, dan disingkat menjadi The Funky Jomblo, karena sekarang kami bertiga memang single :)

Itulah sejarah singkat tentang The Funky Jomblo atau bisa disebut sebagai TFJ
Read more...

TFJ


just wanna share these photos!!
Read more...

Sudah Saatnya

Sekarang saatnya ini untuk lebih fokus dan benar-benar harus fokus dengan belajar! Harus sudah mulai bisa melupakan hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkan, salah satunya yang sedang saya pikirkan saat ini, haduh! Saya harus cepat bisa menyingkirkan pikiran ini jauh-jauh, memikirkannya hanya akan bisa menyakitkan hati yang amat sangat mendalam. Huh, sudahlah lupakan saja itu semua!

Yah, hanya ada beberapa harapan yang selalu saya sertakan salam berdoa.

Pertama, saya ingin bisa lulus dari SMA dengan nilai murni dan hasil yang memuaskan.

Kedua, saya ingin bisa masuk jurusan dengan keinginan saya sendiri tanpa ada paksaan dari siapa pun, dan saya mengharapkan bisa masuk Sastra Inggris, kenapa? Entah, saya suka sekali bahasa Inggris.

Dan yang ketiga ini adalah harapan yang benar-benar saya inginkan untuk dikabulkan, saya ingin novel saya dapat diterima oleh penerbit.

AMIN...
Read more...

So Surprised!

Michael

"It's not that simple, Mike!" suara Zahra mulai meninggi, aku langsung menanggapinya dengan diam, karena aku tau maksudnya--memintaku untuk diam dan tidak lagi menyela atau menyambung lagi atas ucapannya.

Yah, aku lakukan itu. Sekarang aku hanya diam, mataku menatap matanya dalam dan tajam, aku tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, mungkin ini agak sedikit nekat, tapi kalau aku tidak segera kulakukan ini padanya, ia tidak akan terus terang.

Wajahnya kini terlihat semakin takut dan merah. Tanpa berpikir panjang lagi, dengan cepat kilat kudekatkan wajahku dan bibir kami saling bertemu dan menyatu.

Read more...

It's Not That Simple!

Zahra

"Really deeply falling for you!"

Aku tahu ini salah, aku tidak boleh terhanyut dalam suasana! Ya Allah, tolonglah hambamu ini...

"Aku mohon... ini sudah yang kelima kalinya, Za! Aku benar-benar menginginkan kepastian dari kamu!"

"A... aku... oh, come on, Michael! Kamu tahu kan..."

"Ini nggak baik?" potong Michael, "itu yang mau kamu bilang?"

Read more...

Fairy Love

Zahra & Michael

Jika ingin menggapai sesuatu memang harus dilalui dengan berbagai cara, bahkan terkadang sampai ke cara yang sangat tidak pantas untuk dilakukan tanpa berpikir sesuatu atau dampak yang akan didaptakan di kala mendatang.

Aku tahu kalau ini memang sangat tidak boleh untuk diteruskan, tapi apa daya kera yang mencoba untuk berenang di tengah samudera?

Semua orang di muka bumi ini berhak untuk mendapatkan dan memperjuangkan cintanya sampai titik darah penghabisan mereka. Apa itu salah jika aku lakukan? Memang, kuakui ini memang perjalanan cinta  yang sangat bodoh. Ada apa denganku? Mengapa aku bisa mencintainya? Kedua pertanyaan itu selalu terbenak di otakku hingga sampai pada saat ini

Aku tahu aku dan kau tidak sama...

Read more...

Hopeful

STOP THINKING 'BOUT YOU!!
Read more...

Sulit

Sulit sekali rasanya jika ingin posting. Entah, kalau ingin menulis sesuatu di blog, saya perlu berpikir keras untuk apa yang akan saya tulis nanti di sini. Bahkan terkadang, saya perlu menuliskannya terlebih dahulu di word, sungguh aneh!

Well, now I just wanna someone to know me, to know the truth about my feeling. I don't  know how to show him about this. I think, with my acts to him, it's enough to show that I... hem okay just forget it! Probably, he'll never understand and careless about it, and I'm here just hope that someday he'll know about this.

If 'you' read this, or something else in my blog, I think you'll understand what I mean, and I hope so.
Read more...

What Have I Done?

What have I done to you? Do I really have a big mistake? Tell me what I’ve done! I don’t know why you act like this, and I don’t know what am I supposed to do?!

Okay, I’m sorry if I really have a big mistake to you. Hey, we’re just a human who aren’t perfect, each people has weaknesses!

Can you act properly with me? I’ve tried a thousand ways to act properly with you, but you don’t! I know sometimes you respond me, but I can see on the other side you still hate me although just at glance.

Please, don’t do this! Let ‘them’ go away! And let’s be friend. I wanna close to you like the others!
Read more...

The Same Guy

Friend, I know it’s wrong! You’re my friend—my best friend, but I can’t lie, I can’t hide this anymore. Forgive me because I fall for someone who you love too. I don’t mean to hurt you, Friend, I know you love him too.

It’s only him that can open my eyes to see the world, to see that so many guys in this world. And now I know he’s my type! Oh, my goodness! We love the same guy! We have the same story about him!

I’m sorry, I’m so sorry.

Read more...

And Now I Know

Satu hal yang sejak dulu selalu saya takutkan!

Entah kapan rasa itu datang, tapi saya mulai yakin, kalau sekarang saya memang benar-benar menyukainya. Sudah sangat menyukainya? Atau amat sangat menyukainya?

Ya, sejujurnya memang sejak dulu saya menyukainya, tapi kata menyukainya itu bisa diganti sebagai ‘mengagumi’. Yep, memang awalnya saya hanya kagum padanya, tapi semakin lama semakin menjadi! Saya selalu menahan dan meyakinkan diri sendiri untuk tidak lebih dari itu.

Read more...

Twelfth Grade

Sudah lama sekali rasanya saya tidak posting di blog. Ternyata memang susah membagi waktu. Sekarang ini saya sudah menduduki bangku kelas dua belas, dan saya harus benar-benar fokus dalam belajar. Sebab itu, saya jadi agak kesulitan membagi waktu untuk posting.

Novel kelima yang sedang saya tulis juga agak tersendat di tengah jalan. Bukan hanya karena saya tidak punya waktu saja, tetapi juga karena kondisi laptop saya yang sedang mati total, dan itu terjadi sudah hampir sebulan ini, juga sebulan ini saya tidak menyentuh laptop sama sekali.

Yah, tapi saya akan tetap menyempatkan untuk posting cerpen atau draft lagi. Tapi, untuk sementara ini saya mengurangi aktivitas tersebut.
Read more...

Wanna Cry

Ingin menangis rasanya saat mengingat cerita itu...

Kemarin saya diceritakan oleh teman saya, sebut saja namanya F. Dia bercerita tentang seseorang yang saya... yaaa saya kagumi (mungkin lebih dari sekedar kagum) sebut saja namanya si I. F bercerita tentang I waktu di dalam bis saat perjalanan menuju Denpasar, Bali.

F bercerita ke saya. Bis mereka sedang bermain games. Games dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang duduk di deretan kiri dan kelompok yang duduk di deretan kanan. F duduk di deretan kanan, sedangkan I duduk di deretan kiri. Mereka menjadi lawan.


Read more...

A Choice


“Kau habis menangis, Mayra?

Aku menggeleng pelan. “Tidak, mataku baru saja—”

“Kelilipan?” potongnya cepat. “Alasan klise, Mayra!”

Kutarik senyum tipis, sangat tipis hampir tidak terlihat. “Sudahlah, Ray!”

“Jodi?” tanyanya membuatku terkejut demi mendengar pertanyaannya. Mengapa Ray tiba-tiba saja bisa menyebutkan nama laki-laki itu? Kulihat Ray menatap mataku penuh selidik. “Kau memikirkan Jodi bukan?” tanyanya lagi.

Read more...

Red Cover and Gold Ribbon

“Sekarang apa yang ingin kau lakukan? Kau tidak bisa membohongi perasaanmu sendiri, Mayra!” suara Nayla menyentakkan aku dari lamunan.

Aku mengangkat wajah dan menghela napas panjang. Sengaja aku mengajaknya bertemu di kafe karena aku tahu pastilah Nayla juga sudah mengetahui tentang hal ini, tentang pernikahan Jodi dan Ghina. Dan dugaanku tepat, Nayla juga menyembunyikannya dariku. Karena terus aku desak, akhirnya Nayla mengakui kalau ia memang sudah tahu lama mengenai Jodi yang akan menikahi Ghina. Lagi-lagi dadaku terasa sesak jika nama wanita itu disebut. Sesak karena emosi yang yang tak dapat digambarkan, dan tak dapat diukur tingkatan emosinya—begitu sesak.

Kualihkan lagi pandangan mataku pada sebuah undangan bercover merah dan berpitakan  kuning keemasan itu. Cantik sekali. Seharusnya nama wanita yang tertulis indah di atas sana adalah namaku, bukan nama wanita itu. Seharusnya yang menjadi pengantin wanitanya adalah aku. Yang sepantasnya hidup mendampinginya adalah aku. Dan semua segala hal tentang dirinya adalah aku yang pantas! Ah, mikir apa sih aku ini? Tidak seharusnya aku berpikir seperti itu. Memangnya aku siapanya? Aku sudah tidak ada hubungan lagi dengannya sekarang. Jadi tidak perlu aku seperti ini.

Read more...

Never Understand

Do you know how much pain this heart when I saw you with her? Do you ever think how I feel when you're laughing and joking together with her? I do not think so. You will never understand this feeling. You don't care about it. You just stay away and keep getting away from my life.

Why could you do such things? What have I done? Am I wrong if I had a feeling of love that is so profound to you? Am I wrong if I have that feeling?

Why can't you understand this feeling? Why did you just stay quiet? Why did you ignore that?
 
You are nothing more than cowards and men have no feelings at all!
Read more...

You're The One

Mayra! Wait, Mayra!

Kurasakan tanganku diraih kuat. Aku mendengus kesal. Ada perlu apa lagi ia mengejarku seperti ini? Bukankah sejak hubungan kami berkahir, ia tidak pernah angkat bicara? Lalu, mengapa secara tiba-tiba ia mengejarku seperti ini? Sungguh aneh!

Wait a sec, Mayra!” cegahnya.

Aku tidak langsung memutar tubuhku untuk berhadapan dengannya. Sengaja aku tidak ingin menampakkan wajahku sekarang di hadapannya.

Is he yours now? Apa kau dengan laki-laki itu berhubungan?” tanyanya tanpa basa basi.

Read more...

Love Is Crazy

Karena Nayla yang terus mendesakku untuk menceritakan yang sebenarnya tentang hubunganku dengan Jodi, akhirnya aku pun bercerita padanya. Tentang pertengkaran itu, keseharian di kantor setelah pertengakaran terjadi, kata-kata bijak yang diberikan Santi untukku, dan masih banyak lagi hal yang terjadi setelah hubunganku dengan Jodi berakhir. Semua itu kuceritakan secara detail pada Nayla, agar ia tidak penasaran lagi.

Broke up exactly!” aku membenarkan kata-kata Nayla.

Nayla menghela napas panjang, matanya menyelidik. “Mau sampai kapan kau akan seperti ini, Mayra?” tanyanya dengan nada gelisah.

Aku menanggapi dengan mengangkat kedua bahuku. “Entahlah, mungkin aku dan dia sudah tidak akan bisa bersama lagi. Toh, sekarang aku jadi bisa leluasa dengan laki-laki di luar sana. Dia pun juga begitu, hubungannya dengan Ghina tidak akan—”

Read more...

Love Only Isn't Enough

“Bagaimana kencan hari ini? Um, menyenangkan? Oh… sungguh tadi yang kulihat itu sungguh kencan yang sangat romatis!”

Mayra, come on!

Dahiku berkerut, berpura menatapnya heran. “Uh, huh? What do you think ‘bout a woman such as her? Sexy? Romantic? Or something like a bit…

Stop it, Mayra!

Why must stop? I like talk too much!

“Mayra—”

“Umm… tadi sih sempat kulihat, wanita itu mencium pipimu dengan mesra, menggandeng tanganmu dengan manja, menjatuhkan kepalanya di bahumu penuh lelah, dan… yah, itu sungguh sangat terlihat romantis sekali. Patut kucoba nantinya, aku akan berterima kasih pada wanita itu telah memberikan pembelajaran yang sanga berharga!”

Read more...
 
Masterpiece © 2008 Dessy Amalya. Supported by Dessy Amalya