Manipulasi Nilai Sekolah Siswa di Sekolah Menengah Atas

Nilai rapor hingga saat ini selalu menjadi primadona para siswa/i sekolah menengah atas untuk alat transformasi melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mereka berlomba demi mendapatkan nilai bagus bahkan sempurna.

Jalur “istimewa” yang berguna untuk bertransformasi dari siswa menjadi mahasiswa adalah jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan. SNMPTN Undangan merupakan jalur tanpa melalui tes tulis, melainkan melihat dari nilai rapor semester satu hingga semester lima yang nantinya akan digabungkan dan dirata-ratakan dengan nilai Ujian Nasional (UN). Jalur ini selalu menjadi pusat perhatian siswa/i di seluruh sekolah di Indonesia. Mulai dari sekolah yang notabene berkualitas rendah hingga berkualitas internasional juga sekolah yang berada di bawah naungan yayasan atau biasa disebut sebagai sekolah swasta.

Mereka (peserta didik) mempunyai ciri-ciri yang unik, mereka selalu ingin berkembang dan lebih baik dalam mencari ilmu. Menurut saya, jalur undangan ini memang sangat baik, karena jalur ini memotivasi banyak siswa untuk lebih giat belajar lagi guna mendapatkan nilai yang bisa mencapai sempurna. Dengan jalur ini juga siswa berusaha untuk mencari “tambahan” jam belajar dengan cara mengikuti pendidikan non formal, seperti bimbingan belajar (bimbel).


Bimbel merupakan alternatif pendidikan non formal yang hampir semua siswa mengikututinya. Dengan mengikuti jam tambahan di bimbel, mereka merasa dan yakin akan dapat merasa lebih baik dan cepat dalam memahami pelajaran dibandingkan dengan yang tidak mengikuti bimbel.

Di dalam hakikat pendidikan sendiri telah dijelaskan bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di lingkungan sekolah saja, tetapi juga belangsung di lingkungan keluarga dan masyarakat. Aktifitas pendidikan berlangsung baik secara formal, non formal maupun informal. Baik pendidikan yang formal, non formal maupun informal memiliki kesamaan tujuan, dan tujuan mereka, yaitu mendapatkan nilai sempurna.

Lewat jalur ini juga akan terciptanya situasi pendidikan. Situasi pendidikan akan tercipta jika adanya (minimal) interaksi atau hubungan antara guru sebagai pendidik yang berperan membimbing peserta didik dengan siswa sebagai peserta didik yang berperan sebagai pembelajar.

Tuhan menciptakan sesuatu tidak hanya dalam kelebihan saja, tetapi juga ada kelemahannya, seperti manusia, tak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini, manusia mempunyai kelebihan juga mempunyai kekurangan, begitu pun dengan jalur SNMPTN Undangan ini.

Dari kelebihan-kelebihan adanya jalur SNMPTN Undangan yang telah diapaparkan di atas, ada juga beberapa kekurangan atau kelemahan yang dimiliki jalur ini.

Adanya SNMPTN Undangan mengundang banyak kecemburuan sosial di kalangan masyarakat peserta didik. Sebagian atau bahkan hampir seluruh siswa yang berkemampuan cukup dalam hal meterial dapat mengikuti bimbel dan dapat pemahaman serta ilmu lebih, sedangkan untuk siswa yang berkemampuan kurang tidak dapat mengikuti pendidikan non formal seperti itu. Dengan adanya perbedaan seperti itu akan mengundang rasa iri dari siswa yang berkemampuan kurang.

Cara jalur ini dalam menyeleksi juga kurang efektif. Jalur ini menyamaratakan semua sekolah dalam seleksi, dari kualitas rendah hingga kualitas internasional. Kualitas sekolah di Indonesia yang tidak sama merata sangat merugikan sekolah yang berkualitas rendah dengan nilai rata-rata yang tidak sama seperti sekolah yang berkualitas tinggi, sekolah akan merasa dirugikan karena dalam seleksi tahap awal saja pasti sulit untuk menembusnya, dengan rata-rata sekolah yang kecil dan juga sekolah yang tidak begitu dikenal masyarakat luas dapat mengurangi poin untuk dapat lolos tahap awal karena ini seleksi nasional.

Tidak hanya itu saja, yang lebih terparahnya dan inti dari kelemahan adanya SNMPTN jalur undangan yang dilakukan dengan seleksi gabungan nilai rapor dan UN adalah masih banyak saja sekolah yang memanfaatkan atau menyalahgunakan jalur ini. Kecurangan yang dilakukan sekolah adalah dengan me -mark up atau memanipulasi nilai sekolah siswa. Alasan banyaknya sekolah yang memanipulasi nilai sekolah siswa adalah hanya karena mencari gengsi semata. Sekolah ingin bisa lebih ‘terlihat’ di masayarakat luas. Alasan lainnya juga karena sekolah dapat mengiklankan sekolahnya sebagai sekolah bermutu karena banyak siswanya yang masuk PTN berkualitas melalui jalur undangan.

Tentunya jika kasus mark up nilai ini terus merabah akan merugikan banyak pihak, salah satunya universitas. Jika sekolah memanipulasi nilai siswa yang seharusnya atau sebenarnya tidak layak diterima di PTN ternama maka akan mencoreng nama universitas yang bersangkutan.


Sumber kasus: http://kampus.okezone.com/read/2012/07/11/373/661660/mark-up-rapor-sekolah-harus-dihukum
 
Masterpiece © 2008 Dessy Amalya. Supported by Dessy Amalya