And Now I Know

Satu hal yang sejak dulu selalu saya takutkan!

Entah kapan rasa itu datang, tapi saya mulai yakin, kalau sekarang saya memang benar-benar menyukainya. Sudah sangat menyukainya? Atau amat sangat menyukainya?

Ya, sejujurnya memang sejak dulu saya menyukainya, tapi kata menyukainya itu bisa diganti sebagai ‘mengagumi’. Yep, memang awalnya saya hanya kagum padanya, tapi semakin lama semakin menjadi! Saya selalu menahan dan meyakinkan diri sendiri untuk tidak lebih dari itu.

Sampai pada akhirnya, entah ini takdir atau hanya kebetulan saja, saat saya sudah menduduki kelas dua belas, saya satu kelas denganya! Oh, Tuhan! Tidak ada yang tidak mungkin dan sesuatu itu mungkin saja terjadi, dan semua itu sudah ada yang mengatur! Apakah ini memang Tuhan yang sudah mentakdirkan untuk saya sekelas dengannya?

Mengingat, ‘katanya’ dia pernah sakit hati pada saya atas perkataan yang mungkin tidak sengaja terucapkan atau hanya bercanda pernah menyakiti hatinya. Mungkin Tuhan bertindak seperti itu agar tidak ada persetegangan lagi di antara kami berdua. Yah, kalau memang itu benar terjadi, saya minta maaf. Tapi, apakah selama itu ia harus menyimpan rasa sakit hatinya? Walaupun sekarang hubungan saya dan dirinya sudah agak membaik dan ‘mencair’, tidak menutup kemungkinan saya masih merasa ada yang janggal. Apa benar dia masih sakit pada saya? Apa dia sudah benar memaafkan saya?

Yah, saya tidak tahu jawaban dari kedua pertanyaan tersebut. Hanya dirinya dan Tuhan yang mengetahui.
 
Masterpiece © 2008 Dessy Amalya. Supported by Dessy Amalya