Shot!

Ayu, cewek yang gila dengan pembalap hebat yang bernama Valentino Rossi. Well, sebenarnya bukan penggemar asli pembalap hebat itu, ada alasan mengapa ia menggilainya. Tentu saja karena Yamaha! Ayu benar-benar amat sangat cinta dengan product satu itu. Entah apa yang sudah membuatnnya begitu sangat suka dengan Yamaha.

In the other hand, ada cowok yang bernama Tora. Cowok satu ini benar-benar penggila MotoGP. Dan gancoannya adalah sama dengan Ayu yaitu, Valentino Rossi! Oh, tentu saja kalau Tora ini memang benar-benar penggemar sejati Rossi. Tidak ada alasan lain selain karena tak-tik yang digunakan pembalap satu itu di dalam circuit yang dilaluinya sangat luar biasa canggih, keren! He's totally the biggest fan of Valentino Rossi!

Sebelumnya Ayu dan Tora belum pernah saling mengenal. Mereka dipertemukan oleh Tuhan dengan cara yang cukup unik. Tentu dipertemukan dengan kesamaan mereka yang sama-sama penggemar Rossi.

Saat itu, Ayu sedang bersemangatnya menceritakan Rossi yang berhasil meraih kemenangan yang keseratus di Assen. Ayu benar-benar bersemangat saat menceritakannya. Bagaimana selebrasinya, bagaima saat ia bermain kejar-kejaran dengan pembalap lainnya, bagaimana saat ia melepas helemnya, dan begitu banyak cerita lainnya yang Ayu bicarakan pada temannya di depan kelasnya.

Kelas Ayu dan Tora tepat bersebelahan. Saat itu Tora juga sedang berada di luar kelasnya. Ia mendengar persis setiap apa yang Ayu katakan pada temannya itu. Karena Tora adalah salah satu cowok yang urat malunya sudah putus, ia langsung berjalan begitu saja menghampiri Ayu dengan gaya yang sok kenal sok dekat-nya itu.

"Eh, iya semalem Rossi keren banget sumpah!" ujar Tora sudah berdiri tepat di samping Ayu.

Ayu dan temannya, Alin, langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara. Kedua alisnya berkerut heran menatap wajah Tora. Siapa nih orang? Langsung nyambung-nyambung aja! batin Ayu.

"Lo juga suka sama Rossi ya?" tanya Tora.

"Ah?" Ayu melongo bingung. "Gue?" tanya Ayu balik sembari menunjuk dirinya sendiri.

Tora mengangguk. "Iya, elo. Elo juga suka sama Rossi? Soalnya dari tadi  gue liatin lo itu bersemangat banget nyeritainnya."

"Ha? Iya," jawab Ayu singkat.

"Wah, sama dong! Gue juga suka banget banget loh sama Rossi! Amat sangat suka!" Tora menekankan.

Kedua alis Ayu semakin berkerut heran. Weird!


"Oh, iya, Yu. Tora emang suka banget sama Rossi, kayaknya lo lebih cocok deh kalo mau ngomongin soal Rossi ke dia," Alin ikut bersuara. "Kalo gitu gue cabut ke kantin dulu ya, bye!" Alin berlalu dari hadapan Ayu dan Tora.

Oh, ternyata Alin mengenal Tora!

"Gitu ya?" Ayu mengernyitkan dahinya.

"Eh, tapi tunggu dulu deh," ujar Tora, "lo les di Smart kan? Kayaknya beberapa kali gue pernah liat lo di Smart."

Ayu mengangguk. "Lo anak Smart juga?" tanya Ayu.

"Iya. Wah, nggak nyangka ya kalo ternyata kita satu tempat les!" Tora mengulurkan tangannya. "Tora," katanya.

Ayu menyambut uluran tangannya dengan ragu. "Ayu," balasnya.

Ayu menarik senyum kecil-memaksa. Sepertinya ia memang masih kurang menerima kehadiran Tora yang datang secara tiba-tiba seperti itu. But at least, di dalam pikirannya itu terlintas pikiran, seenggaknya gue punya teman yang berantusias buat ngomongin MotoGP daripada Alin yang nggak ngerti apa-apa! batinnya konyol.

Begitu setelah pertemuan dan perkenalan itu terjadi. Ayu dan Tora menjadi semakin dekat.

"Gila, Rossi bener-bener the best racer ever banget deh ya!" ujar Ayu pada Tora yang saat itu sedang ada di rumahnya.

Tora mengangguk mantap. "Ya iyalah! Siapa lagi kalo bukan Rossi coba? Casey Stoner? Jorge Lorenzo?  Nicky Hayden? Atau  Dani Pedrosa? Cih, mereka mah nggak ada apa-apanya, alias cupu!" sahut Tora.

"Tapi, nggak bisa gitu juga dong, Tor! Jangan nyepelein mereka dulu, apalagi si Lorenzo. Kemungkinan besar Lorenzo itu bisa jadi saingan berat baru buat Rossi! Lo nggak liat tadi mainnya gimana?"

"Ya... iya juga sih. Tapi, tetep ajalah, Rossi itu nomor satu! The best ever!"

Saat sudah saling mengenal pun, mereka tidak pernah melewatkan setiap session-nya. Ya, mungkin sebelum-sebelumnya pernah terlewatkan. Tapi, sekarang, satu pun tidak pernah terlewat! Kalau sempat mereka nonton bersama, pasti akan dilakukan. Hingga pada suatu hari, sebuah pesan masuk ke dalam inbox ponsel Ayu.

"What the hell!!" Ayu yang melihat isi pesan tersebut sedikit shock. Apa benar Tora sudah mengirimkannya? Apa cowok satu itu benar-benar yang mengirim? Entahlah, Ayu masih belum bisa mempercayainya. Ia hanya membalas...,

Apa ini bener lo tor? Lo beneran ngomong kayak tadi? Lo nggak lagi bercanda kan?

Dan, pesan pun terbalaskan dan terkirim. Hanya dalam selang beberapa detik, pesan masuk pun datang lagi, dan itu balasan dari Tora.

Iyalah yu. Masa iya gue bohong sih? Gue serius, gue emang... suka sama lo!

Glek!

Rasanya sesuatu menyangkut kuat di tenggorokannya hingga membuatnya sulit untuk berkata-kata dan berpikir, sangat sulit berpikir sampai ia mengabaikan balasan pesan dari Tora yang terakhir seperti itu.
 
Masterpiece © 2008 Dessy Amalya. Supported by Dessy Amalya