Glory!

And she said 'do' and 'yes' to him. Dan saat itu juga perubahan terjadi secara drastis pada keduanya, yaitu; Ayu dan Tora.

Yang pada awalnya kalau sedang berbicara menggunakan kata 'gue-elo,' sekarang berubah menjadi 'aku-kamu'. Yang pada awalnya hanya memanggil nama 'Ayu' atau 'Tora' sekarang ada tambahan satu kata pada masing-maingnya, yaitu; 'Sayang' atau 'Yang'. Yang pada awalnya kalau di sekolah bertemu saling sapa dan bercanda, sekarang berubah menjadi diam seribu bahasa. Dan... masih akan banyak lagi dengan kata-kata 'yang pada awalnya' pada hubungan mereka yang sekarang sudah menginjak bulan ketiga!

Secepat itukah? Yah, memang benar, mereka sudah berpacaran selama itu.

"Lagi apa kamu, Yu?" tanya Tora di sebrang telepon sana.

"Watching MotoGP, of course!" jawabnya yang matanya tetap melekat pada layar televisi di hadapannya.

"Oh, aku juga... Rossi keren banget ya, Yang! Jagoanku bener-bener deh nggak ada tandingannya!"

Ayu hanya menyahut dengan bergumam saja. Oh, tentu saja matanya itu tidak bisa lepas dari layar televisi. Takkan terlewatkan setiap detiknya.

"Kok cuma 'hm' doang sih?"

"Iiih... kamu itu bawel banget deh! Aku lagi serius nih nontonnya!"

"Aku juga lagi serius kok!"

"Ah! Ya udah, udahan dulu ya teleponnya, nggak bisa digangu nih! Bye."

Klik.

Sambungan pun terputus. Ayu menghela napas lega. Akhirnya, bisa juga ia menonton pertandingannya dengan tenang tanpa ada gangguan dari orang luar yang tak terudang!

Matanya sampai tak mau berkedip demi menyaksikan pertandingan yang sangat seru itu. Valentino Rossi sedang kejar-kejaran oleh Casey Stoner... oh, kini Stoner telah menyalip Rossi dengan sempurna... Rossi pun tak mau kalah. Sekuat tenanga ia berjuang demi meraih kemenangannya... kini jarak antara Stoner dan Rossi kian begitu dekat... sangat dekat... dekat... dekat... dan...

"YES!!!" Ayu berteriak histeris.

Kini Rossi kembali mengambil posisinya di nomor satu.

"C'mon, Rossi!! C'mon, you can be the first!" Ayu semakin terlihat begitu antusias.

Hanya tinggal beberapa ratus meter saja finsh akan tiba, dan...

FINISHED!!

Rossi pun langsung mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Deretan gigi putihnya yang rapih itu dipamerkan pada setiap penonton yang hadir di circuit maupun yang sedang berada di rumah dengan menyaksikannya lewat layar televisi.

Ayu meraih ponselnya untuk segera menghubungi Tora.

"Glory Valentino Rossi!" Ayu berteriak histeris.

"Ehem! Kamu kenapa, Yu?"

Ayu langsung terdiam, kedua alisnya berkerut heran. "Kenapa apanya?" tanyanya balik.

"Tiba-tiba nelepon aku teriak histeris kayak gitu."

"Ih! Kamu emangnya nggak seneng apa kalo Rossi menang? Katanya kamu fans beratnya, masa iya kamu cuma diem kayak gitu?!"

Terdengar Tora tertawa kecil di sebarang sana. "Ih, kamu tuh ya! Tadi aja aku telepon, kamu diem aja, aku dicuekin, giliran Rossi udah menang, baru deh kamu telepon aku... ya, aku juga seneng lah Rossi bisa mengalah si Casey Stoner itu. Tapi emangnya harus pake histeris segala?!"

"Ugh! Kamu tuh ya! Aku kan lagi seneng, makanya aku histeris kayak gitu!"

"Ha ha ha, iya deh iya... AAAAH HE WON!! HE WON, DARLING! I LOVE YOU SO MUCH ROSSI!!" Tora tak mau kalah histeris dari Ayu.

Kini ayu mengernyitkan dahinya. "Kamu kenapa deh, Tora?"

"Hm... aku kan lagi seneng! Seperti kamu tadi."

...

Dan... perang mulut pun terjadi di antara mereka-hanya candaan semata! Ya, kurang lebih seperti itu setiap ada pertandingan MotoGP.
 
Masterpiece © 2008 Dessy Amalya. Supported by Dessy Amalya