Renta dan Sendiri

Dari kejauhan, sudah kulihat kau berdiri tampak seorang yang sedang kebingungan. Entah apa yang kau cari. Tapi aku berharap, kalau kau  akan membalikkan tubuhmu, menolehkan kepalamu lalu tersenyum saat kau mendapati aku berdiri di sini sedang memandangimu dengan penuh terkesima.

Sudah lama rasanya aku memendam rasa kerinduan ini. Rasa rindu yang begitu mendalam di hati. Apa kau bisa merasakan kehadiranku saat ini? Apa kau bisa merasakan sesuatu apa yang kurasakan sekarang? Ah, tentu saja tidak. Kau pasti tidak akan bisa merasakannya. Wanita lain sudah ada di sampingmu sekarang, memelukmu dengan begitu eratnya, menciummu dengan begitu mesranya...

Yah, kutahu. Penantian yang selama ini aku jalani adalah sesuatu hal terbodoh, sangat bodoh! Aku terlalu mencintai dan mempercayai sepenuhnya hati ini pada dirimu, padahal kau belum tentu akan memeliharanya dengan baik.

Terbukti sekarang. Kau tidak membalikkan tubuhmu, menolehkan kepalamu lalu tersenyum saat mendapatiku sudah berdiri di sini menatapmu dengan penuh rasa kerinduan yang mendalam. Sekarang kau sudah bersamanya, dengan wanita itu, wanita yang sedang memelukmu, pelukan hangat yang sulit rasanya untuk dilepaskan. 

Rasanya saat ini aku ingin menangis, dan memang hanya menangis yang bisa kulakukan sekarang. Diriku yang sudah semakin menua ini hanya bisa menyendiri tanpa ada seorang kekasih atau suami di sampingku. Aku renta dan sendiri.

Kuputuskan, aku membalikkan tubuhku dan berjalan meninggalkan tempat yang begitu penuh dengan kenangan indahku dulu bersamanya. Sirna sudah penantian ini, penantian bodoh yang tak pernah terpikirkan olehku kalau ending-nya akan seperti ini.
Tapi, satu kalimat yang tidak akan pernah bisa kutarik dari hati ini.

"Aku masih mencintaimu."
 
Masterpiece © 2008 Dessy Amalya. Supported by Dessy Amalya